NU Menjalankan Moderasi Beragama Sejak Berdirinya

Jakarta, Ma’arifNU Online,- Konsep Moderasi Beragama yang sejak dua terakhir ini menjadi program utama pemerintah bukan hal baru bagi Nahdlatul Ulama (NU). Pasalnya, sejak berdirinya, Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, dan tokoh NU lainnya sudah menanamkannya pada setiap warga nahdliyyin melalui pembelajaran kitab-kitab kuningnya.

Demikian mengemuka dalam Evaluasi Workshop untuk Guru PAI SMA/SMK Ma’arif NU Kota Tasikmalaya Sabtu (11/12/2021) berlangsung di SMK NU Kota Tasikmalaya.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua LP Ma’arif NU PBNU KHZ Arifin Junaidi, Ketua PC LP Ma’arif NU Kota Tasikmalaya Drs H Dudu Rohman, MSi, PIC Moderasi Beragama LP Ma’arif NU PBNU Harianto Oghie dan Soleh Abwa, Kepala SMK NU Kota Tasikmalaya Aceng Rudianto, dan guru-guru PAI Kota Tasikmalaya.

Dudu Rohman menyebutkan bahwa masyarakat Tasikmalaya butuh Moderasi Beragama (MB) untuk penguatan paham-paham keagamaan dan nilai-nilai kebangsaan. “Program MB diselenggarakan pemerintah di Tasikmalaya melalui LP Ma’arif NU untuk diperkenalkan kepada guru-guru PAI sudah tepat,” ujar Ketua LP Ma’arif NU Kota Tatasikmalaya Drs Dudu Rohman, MSi.

Menurut Dudu langkah LP Ma’arif NU untuk menggandeng pemerintah untuk turut ambil bagian program MB untuk memperkuat pembelajaran PAI dapat dipahami sebagai upaya LP Ma’arif NU jadi bagian penting program-program pemerintah untuk menjaga dan melindungi masyarakat dan generasi muda.

“Langkah ini (Evaluasi Workshop MB) adalah program yang dapat dipahami sebagai perhatian pemerintah terhadap masyarakat Tasikmalaya tidak hanya untuk memperkuat pembelajaran PAI tetapi juga tidak kalah penting adalah penguatan keagamaan dan kebangsaan,” sambung Dudu Rohman yang juga Kepala Kankemenag Kota Cimahi.

Sementara itu terkait MB di lingkungan NU, menurut Arifin Junaidi, bahwa program MB bagi NU sudah dijalankan oleh tokoh-tokoh NU sejak masa berdirinya pada tahun 1926. Tokoh-tokoh tidak hanya menjalankan dalam kehidupan sendiri, tetapi juga mengajarkannya kepada santri-santrinya.

Menurut Arifin Junaidi, ada nilai yang diajarkan tokoh-tokoh NU. Pertama, komitmen kebangsaan. Tokoh-tokoh NU telah mengarkan kepada warga nahdliyyin tentang komitmen untuk berbahasa satu bahasa Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan bernegara satu negara Indonesia. Ini yang disebut NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Kedua, prinsip menolak kekerasan. Tokoh-tokoh NU memberikan perhatian pada setiap warga NU dan warga negara Indonesia untuk mendepankan sikap damai, gotong royong, dan tolong-menolong sesama dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, NU menolak setiap kekerasan baik atas nama agama, politik, ekonomi, dan lainnya.

Ketiga, sikap toleran terhadap sesama warga negara. Arifin Junaidi juga menjelaskan bahwa NU menyelenggarakan pembelajarannya yang mendidik dan membimbing warga NU untuk toleran terhadap sesama warga negara. Artinya, tokoh-tokoh NU menekankan pada warga NU agar menghormati setiap warga negara meski beda agama, aliran, ideologi, dan lainnya.

Nilai-nilai tersebut juga diamini oleh Ketua LP Ma’arif NU Kota Tasikmalaya atau Kepala Kankemenag Kota Cimahi Dudu Rohman. Semoga nilai-nilai Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Kemenag RI dan LP Ma’arif NU menguatkan kehidupan damai dan bangsa yang kuat. (YB)